- Pesi
- Metuk
- Gonjo
- Greneng
- Rondo Nunut
- Buntut Cecak
- Punukan
- Dho
- Ri Pandan (8+9 = Ron Dho)
- Tingil
- Sraweyan
- Bungkul
- Janur
- Sogokan (ada yang rangkap ada yang depan saja)
- Poyuhan
- Pejetan/Blumbangan
- Gandik
- Tikel Alis
- Jenggot
- Sekar Kacang atau Kembang Kacang
- Jalen
- Lambe Gajah
- Pundak atau Sumping
- Pudak Sa’tegal Depan
- Pudak Sa’tegal Belakang
- Adha-adha atau Geger Sapi
- Lis-lisan
- Gusen
- Kruwingan atau Gulo Milir
- Kruwingan Cucuk Manuk
- Pucukan Mbuntut Tumo
- Pucukan Anggabah Kopong
- Sogokan Sampir atau Sinebo
- Bawang Sebungkul
- Sekar Kacang Pogok
- Lambe Gajah Rangkep
- Gonjo Wuwung
- Gonjo Kelap Lintah
- Gonjo Wilut
- Kanyut
- Wetengan Gonjo
- Sirah Cecak
- Buntut Cecak Sebit Lontar
- Sirak Cecak Melinjo atau Nyangkem Kodok
- Buntut Cecak Nguceng Mati
- Gandik Pethuk atau Laler Mengeng
- Mendak
- Ukir atau Deder
- Kinatah emas
Nama bagian-bagian atau Rincikan Keris ini digunakan untuk keris se Nusantara. Hanya sering ada perbedaan penyebutan dipengaruhi oleh bahasa lokal. Misalnya di Sulawesi menyebut Keris itu Sele atau Tappi, Gonjo adalah Kancing, Pesi disebut Oting. Demikian pula di Madura Pesi disebut Pakseh, Gonjo disebut Ghencah, bilah keris disebut Ghember sementara di Bali ada beberapa perbedaan pula menyebut Keris dengan Kadutan, Pesi disebut Panggeh, Gonjo disebut Ganje, Hulu keris disebut Danganan dslb.
Untuk pengetahuan perkerisan, baik sebagai
kolektor atau pemerhati, ricikan keris walaupun merupakan pengetahuan dasar
menjadi sangat penting karena setidaknya dapat untuk membedakan jenis-jenis
Dhapur. Seseorang tidak akan mungkin mengetahui nama dapur bilamana ia tidak
hafal terhadap ricikan keris ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar